Perusahaan induk dari Google, Alphabet, dinobatkan sebagai perusahaan terkaya oleh Financial Times. Hal ini berdasarkan pembukuan keuntungan yang diperoleh Alphabet tahun ini yang mencapai $117 miliar. Angka tersebut berhasil menggeser Apple yang memiliki kekayaan tunai ‘hanya’ $102 miliar.
Penghasilan Alphabet ini melonjak $20 miliar sejak akhir 2017. Sementara Apple mengalami penurunan dari yang semula $163 miliar. Laporan ini didapatkan setelah Alphabet melaporkan hasil penjualannya pada kuartal terakhir di 30 Juni kemarin yang membukukan $38.94 miliar.
Kesuksesan Alphabet memang tidak lepas dari kepiawaiannya dalam berselancar di tengah beragam kontroversi. Beragam masalah menimpa anak-anak usahanya terutama Google yang dihajar oleh masalah anti-trust di AS, protes dari para pegawainya, penanganan terhadap kanal ekstrimis di YouTube, dan proyek-proyek mereka di China.
Masalah itu mungkin belum selesai diatasi oleh Alphabet, namun kekayaan bersih yang didapatkannya sedikit menghapus itu semua. Sayangnya kekayaan bersih ini masih juga belum menggeser posisinya untuk menempati tiga besar “world’s most valuable company”. Mengapa begitu?
Karena perhitungan dari Financial Times tersebut hanya menghitung pembukuan arus keuntungan saja atau uang tunai yang masuk ke Alphabet. Sementara untuk menjadi perusahaan paling bernilai, Alphabet mesti membukukan penambahan aset yang lebih banyak.
Gelar sbeagai perusahaan paling bernilai masih dipegang oleh Amazon, Microsoft, dan Apple. Aset-aset mereka sudah berada di angka $900 miliar sementara Google Alphabet masih berada di angka $800-an miliar saja.