Ada risiko cuaca ekstrem dalam bencana hidrometeorologi.
Karena iklim yang tidak normal itu sendiri adalah akibat dari pemanasan global dan perubahan iklim, bencana alam diperkirakan akan meningkat.
Seperti dikutip oleh Movie Cultist, hidrometeorologi adalah cabang meteorologi dan hidrologi yang mempelajari pergerakan air dan energi antara permukaan bumi dan atmosfer yang lebih rendah.
Sederhananya, hidrometeorologi adalah proses atau fenomena alam atmosfer, hidrologi, atau oseanografi.
Jadi, apa itu bencana hidrometeorologi?
Pengertian Bencana Hidrometeorologi
Menurut leaflet Badan Meteorologi, Iklim dan Geofisika (BMKG) 2019, bencana hidrometeorologi adalah fenomena bencana alam atau proses destruktif yang terjadi di atmosfer (metrik), air (hidrologi), atau lautan (oseanologi).
Bencana tersebut dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau konsekuensi kesehatan lainnya, kerusakan properti, hilangnya mata pencaharian dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.
Contoh bahaya Hidrometeorologi termasuk siklon tropis, badai petir, hujan es, curah hujan ekstrim, banjir, embun, dan suhu dingin.
Contoh-Contoh Bencana Hidrometeorologi
Di bawah ini adalah ikhtisar dari setiap contoh.
1. Hujan deras (Curah Hujan Ekstrem)
Curah hujan adalah hujan pada suatu lokasi tertentu dengan intensitas tinggi yang melebihi batas atas curah hujan, biasanya dalam jangka waktu tertentu (menit, jam, hari, bulan).
Curah hujan ekstrim disebabkan oleh pertumbuhan awan konvektif besar (awan cumulonimbus) yang mencapai ketinggian atmosfer.
Selain hujan lebat, awan cumulonimbus biasanya dapat disertai angin kencang, hujan es, dan kemungkinan puting beliung.
2. Angin Kencang
Angin kencang adalah peningkatan kecepatan angin sebesar 27,8 km/jam atau lebih dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
Ketika hujan tiba-tiba atau tiba-tiba selama beberapa detik atau menit, itu disebut embusan, dan dikaitkan dengan pertumbuhan awan cumulonimbus.
3. Tornado (Puting Beliung)
Tornado adalah angin berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak dalam garis lurus dengan durasi hingga lima menit hingga beberapa menit.
Angin puting beliung biasanya terjadi pada siang hingga siang hari peralihan (transisi) dari musim hujan ke musim kemarau.
4. Banjir
Bencana banjir biasanya merupakan luapan air yang meluap ke daratan kering.
Banjir dapat terjadi ketika air mengalir melalui tanggul atau meluap dari badan air, seperti sungai, danau, atau laut, di mana tanggul itu runtuh sehingga menyebabkan sebagian air keluar dari batas atau meluap.
5. Tanah Longsor
Tanah longsor terjadi di lingkungan yang bercirikan lereng curam atau landai pada sudut tertentu, seperti dari pegunungan ke tebing pantai atau dasar laut.
Dalam banyak kasus, tanah longsor disebabkan oleh peristiwa tertentu seperti hujan lebat, gempa bumi, konstruksi jalan yang miring, lereng, dan banyak lainnya.
6. Kekeringan (Kemarau)
Kekeringan adalah pengertian curah hujan yang turun pada suatu daerah selama periode waktu tertentu.
Hal ini juga dapat merusak tanaman dengan mengurangi kelembaban tanah.
Dampaknya dapat dirasakan di berbagai sektor seperti sektor pertanian, sosial dan ekonomi.
7. Kebakaran Hutan dan Kebakaran Lahan
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mengurangi pembakaran banyak pohon, semak, paku-pakuan dan rerumputan di suatu daerah.
Kebakaran hutan dan penyebab kebakaran hutan dapat disebabkan oleh faktor alam seperti kekeringan, musim kemarau yang berkepanjangan, dan sambaran petir.
Selain itu, aktivitas manusia juga dapat menjadi faktor penyebab kebakaran hutan dan lahan. Yakni dengan sengaja membakar hutan untuk membuka lahan baru, membuang puntung rokok, atau membakar sampah di dekat kawasan hutan.
Di Indonesia, sekitar 95% kebakaran dan kebakaran hutan disebabkan oleh aktivitas manusia.
8. Kualitas Udara Buruk
Kualitas udara yang buruk mengacu pada kondisi udara di sekitar orang yang dihuni.
Kualitas udara yang buruk dikaitkan dengan tingkat polusi udara yang tinggi dari asap, debu, kabut asap, dan polutan udara lainnya.
Kualitas udara juga ditentukan oleh nilai konsentrasi pencemar udara atau indeks kualitas udara lainnya.
Bencana hidrometeorologi yang terjadi di negara lain, terutama yang memiliki empat musim: badai petir, hujan es, tornado, badai salju, hujan salju lebat, longsoran, gelombang badai pesisir, gelombang panas, dan musim dingin.